Anggota G-8 Siapkan Dana Rp 200 Triliun untuk Bantuan Pangan

L'AQUILA - Pertemuan puncak delapan negara maju yang tergabung dalam G8 menghasilkan kesepakatan signifikan. Dimotori Presiden AS Barrack Hussein Obama, G8 sepakat mengguyur dana USD 20 miliar (sekitar Rp 200 triliun) secara bertahap selama tiga tahun untuk bantuan pangan, terutama bagi Afrika. Dana sebesar itu dikucurkan berkat perjuangan Obama yang minta bantuan dinaikkan dari semula USD 15 miliar (sekitar Rp 150 triliun).

''Tidak ada alasan bagi Afrika tidak bisa mandiri jika berurusan dengan makanan,'' tutur Obama setelah berakhirnya pertemuan puncak G8 di L'aquila, Italia, seperti dikutip Reuters kemarin (10/7). ''Kami percaya bahwa pemberian dana itu bertujuan menciptakan kondisi menjadi mandiri, melengkapi kebutuhan, dan memberikan standar kehidupan,'' imbuh Obama.

Tambahan USD 5 miliar dianggap pantas untuk mengatasi kelaparan, khususnya di Afrika. AS menyumbang USD 3,5 miliar. Seluruh dana itu digunakan untuk membantu petani Afrika agar bisa meningkatkan kemampuan pertanian. ''AS memproduksi jagung dan mengirimkannya ke masyarakat yang kelaparan. Tetapi, konsep baru ini adalah memproduksi jagung di Afrika dan bukan di AS,'' imbuh Presiden Senegal Abdoulaye Wade.

Menurut Kana Nwanze, presiden Badan Dana Internasional untuk Perkembangan Pertanian (IFAD), bantuan itu sebagai dasar untuk perubahan pemikiran dari sebuah komunitas dunia. ''Beri ikan dan dia akan memakannya dalam sehari. Ajari memancing dan dia akan makan selama hidupnya,'' tegas Nwanze. Berdasar data PBB, jumlah penderita malnutrisi meningkat pada dua tahun terakhir menjadi 1,02 miliar tahun ini. Resesi global juga dapat memperburuk keadaan.

World Food Programme menyambut dengan tangan terbuka sumbangan tersebut. ''Kami tahu cara terbaik mengatasi kemiskinan. Yaitu dengan menumbuhkan sektor pertanian,'' kata Oliver Bus­ton, direktur Grup Anti-Ke­miskinan Eropa ONE. Setidaknya 500 juta petani skala kecil di du­nia dapat memproduksi 80 persen makanan untuk populasi di seluruh dunia. Karena itu, pertanian dianggap amat penting.

Afrika sendiri sebenarnya membutuhkan tambahan dana USD 25 miliar selama tiga tahun ke depan. Hingga kini, G-8 hanya memenuhi 3 persen dari total bantuan tahunan USD 50 miliar yang dicanangkan pada 2005-2010.

Kesepakatan lain dalam pertemuan yang diselenggarakan di kota yang pernah mengalami gempa 6 skala Richter itu adalah perluasan anggota G-8. ''Saya pikir kita berada di periode transisi. Kita mencoba menemukan bentuk tepat,'' kata Obama. Pendapat itu disambut Presiden Prancis Nicolas Sarkozy. Dia setuju agar G-8 menjadi G-14 atau G-20. Namun, PM Jepang Taro Aso menentangnya. Dia menganggap anggota G-8 belum saatnya diperbesar lantaran ma­sih berperan penting dalam me­ngambil keputusan.

Dalam pertemuan itu, negara berkembang memang menuntut peran lebih besar lagi dalam percaturan ekonomi global. Negara berkembang yang diwakili Tiong­kok, India, Brazil, Meksiko, dan Afrika Selatan yang tergabung dalam G-5 juga mempersoalkan pe­ran mata uang dolar AS yang dianggap sudah tidak mampu lagi menjalankan fungsinya sebagai nilai tukar internasional.

G-8 beranggota Amerika Serikat, Jepang, Italia, Inggris, Pran­cis, Jerman, Kanada, dan Rusia. Selain delapan negara anggota, KTT G-8 yang ditutup kemarin juga melibatkan sejumlah pema­ng­ku kepentingan. Antara lain PBB, Bank Dunia, dan Dana Mo­­neter Internasional (IMF). Di luar itu, G-8 juga mengundang be­­berapa negara. Di antaranya, Spanyol, Belanda, Turki, Libya, dan Indonesia yang diwakili Menteri Perdagangan Mari Elka Pa­ngestu. (Rtr/AP/AFP/war/oki)
0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Tulisan

Bisnis Internet | Bisnis Online | Uang dari Internet |  Duit gratis | komisi 80%
Pulsa Gratis | Pulsa Murah | Pulsa Handphone | Isi Pulsa


Masukkan Code ini K1-36DCA9-9
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com

Followers